Lelah rasanya berjualan di sekitar sekeliling jembatan. Aku yang berjualan gorengan hanya bisa menunggu sampai ada yang membeli daganganku. Hari mulai sore. Aku bergegas mengemasi daganganku. Rumahku tidak jauh dari jembatan. Setiap pulang aku disambut adik perempuanku, Meri. Dia baru menempati bangku SMA. Aku dan adikku harus bertahan hidup untuk mendapatkan sebutir nasi. Keseharianku hanyalah berjualan. Pagi pulang pagi, malam pulang malam. Pada setiap hari minggu, aku langsung membuka daganganku subuh-subuh dikarenakan banyak pengunjung di hari tersebut. Sebelum aku berjualan, biasanya aku menyiapkan bahan-bahan sebelum berjualan. Setiap malam aku membuat adonan tepung. Tentu saja melelahkan. Tapi aku dibantu oleh adikku. Biasanya aku menyiapkan adonan tepung sebanyak 2 kg dan kadangnya hanya tidur sekitar satu sampai dua jam untuk membuat adonan tepung tersebut.
Aku dan Meri tentu saja sangat merindukan kedua orang tua kami. Kalau saja mereka ada mungkin saja aku sudah kuliah saat ini. Ayahku adalah seorang kuli bangunan. Ia pernah mengerjakan proyek jembatan yang kini menjadi tempatku mencari rezeki sedangkan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga pada umumnya. Mereka meninggal pada saat mengendarai sepeda motor. Motor yang mereka kendarai ditabrak oleh truk dari belakang. Saat mendengar berita kematian orang tuaku, aku sangat terkejut dan menangis tersedu-sedu sedangkan adikku jatuh pingsan. Banyak sekali uluran tangan dari tetangga-tetanggaku. Mereka memberikan bantuan dan doa yang begitu banyak, tentu saja akan kugunakan bantuan tersebut untuk modal daganganku dan sekolah adikku. Pada saat pertama kali berjualan aku dibantu oleh keluargaku padahal sebenarnya aku dan adikku diadopsi oleh keluargaku tapi aku bersikeras menurut ajakan tersebut karena tidak ingin merepotkan mereka.
Pada satu minggu pertama menjual gorengan, aku sebenarnya malu melakukannya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu aku menjadi mulai terbiasa. Pada suatu saat aku bertemu dengan teman lamaku. Pada waktu SMP aku ingat dia adalah seorang pembully dan suka merendahkan ekonomi orang lain. Tentu saja aku langsung memalingkan mukaku. Tapi itu percuma, aku harus melayani pelangganku. Seketika juga ia langsung menghampiri ku.
"Woy kau ujang yang yang dulu pernah sekolah di SMP 18 kan? tanyanya.
"Bukan ahh salah orang lu kali" jawabku kesal.
Seketika ia menggelontarkan kata pahit dan menusukku hingga sampai inti bumi.
"Alah bohong kau, kau jadi gini gara-gara orang tua mu mati kan" ujarnya sinis.
Aku hanya terdiam mendengarkan ocehannya.
"Hahaha kasian jadi penjual gorengan, liat noh ZX-25R guwe dipinggir jalan bagus kan? Hahaha, BTW kau kan punya adik perempuan kan?? Jual aja adikmu kalau tidak jadi psk saja, lumayan kan?? Hahaha" tawanya meledek.
Seketika hatiku langsung sakit. Mendengarkannya bagaikan terrtusuk seribu anak panah sekaligus. Dia langsung meninggalkan jualanku tanpa membelinya sedikitpun. Pada saat sore hari aku menatap langit senja di sekitar jembatan. Aku langsung berdoa buruk tentang temanku yang biadab itu. Aku mendoakannya supaya dia mati mengenaskan.
Dua bulan sudah berlalu aku bermimpi tentang kedua orang tuaku. Dalam mimpiku, orang tuaku menyuruhku dan adikku untuk menjauh dari jembatan itu karena jembatan itu akan roboh. Awalnya aku tak percaya pada mimpi itu mungkin saja itu adalah jelmaan Jin yang menyerupai kedua orang tuaku. Seminggu setelahnya adikku mendapatkan mimpi sama seperti ku. Aku panik sejenak,lalu kembali tak kupedulikan lagi. Seperti biasa aku berjualan dan sembari memperhatikan jembatan. Tak ada yang aneh dengan jembatan itu. Sangat terlihat normal. Banyak penduduk dan pengunjung yang berdatangan. Tapi, perhatianku teralih kepada satu tempat. Aku melihat satu keanehan dimana terdapat satu tapi tapi pengait jembatan yang bergoyang-goyang dan juga ada satu baut longgar di dekat tali pengait itu. Tapi anehnya tak ada yang mempermasalahkannya, orang-orang di sekitar situ biasa-biasa saja seperti tak ada masalah. Pada akhirnya juga aku melupakan semuanya dan kembali berjualan seperti biasa.
Satu minggu kemudian aku mendengarkan kabar bahwa ada festival event di sekitar jembatan, katanya ada artist yang mengadakan konser disana. Tentunya aku sangat senang mendengarkan kabar itu mengingat kemungkinan aku mendapatkan cuan yang lebih. Aku langsung menyediakan stok adonan yang banyak untuk dijual saat festival nanti. Pada saat yang sama, adikku minta izin untuk melihat Festival itu dan aku pun mengizinkannya dengan satu syarat harus pulang lewat Jam 9 malam. Festival pun dimulai. Banyak sekali pengunjung yang datang sampai-sampai satu jembatan itu penuh. Aku mendapatkan banyak sekali untung sampai stok adonanku sudah habis. Aku terpikirkan melihat konser event itu sekaligus melihat adikku. Sebelum melihat konser itu, aku pulang terlebih dahulu untuk mengganti pakaianku, setelah setengah jam aku lebih memilih pakaian yang cocok aku langsung jalan kaki menuju konser tersebut, aku berjalan-jalan sembari melihat pemandangan manusia yang antusias menghadiri konser tersebut.
Setelah sampai di pinggir jembatan, aku melihat tali pengait dan baut tersebut terlihat bergoyang. Seketika itu pula aku langsung panik melihatnya ditambah lagi banyak pengunjung yang berada di jembatan tersebut. Aku meneriakan nama adikku di tengah kerumunan yang padat. Tapi sepertinya percuma. Firasatku semakin buruk dan juga teringat pada mimpiku waktu lalu. Benar. Satu tali pengait jembatan dan satu baut lepas. Keadaan menjadi kacau. Banyak yang berlarian dan tak lama kemudian jembatan tersebut sepenuhnya runtuh. Aku sangat panik dan banyak sekali korban jiwa. tak ada lagi yang kupikirkan selain adikku.
"Meeriii!!! Meriiiii!!!" seruku memanggil adikku berkali-kali.
Aku tersandung dan juga terinjak-injak oleh sekumpulan orang. Aku langsung pingsan. Tapi nasib baik berpihak kepadaku, aku selamat dengan keadaan badan yang sudah bonyok. Aku langsung mempertanyakan dimana keberadaan adikku. Tak lama kemudian ada seorang polisi yang mengatakan bahwa adikku sudah wafat akibat tertimpa jembatan. Seketika tatapanku langsung kosong, seperti ingin mati.
Tedi samudra, ialah seseorang siswa berasal dari jambi berkolah di SMP negeri 18 ia lahir pada 27 November 2007 lahir di banyuasin, ia adalah seorang anak tunggal, sebelum bersekolah SMP dia bersekolah di SD 36, dan ia tidak sekolah kanak-kanak, ia juga pernah 2 kali mendapatkan ranking 1 pada saat kelas 3 dan 4.
EMAIL: teddaysmd@gmail.com No: 082372563035