Di pagi hari orang tua ku sudah pergi bekerja. Aku bersiap-siap pergi sekolah seperti biasa. Sekolah ku tidak jauh mungkin hanya sekitar 0,5 km dan hanya memakan waktu beberapa menit saja. Aku sampai di sekolah, tetapi masih sepi, kurasa karna aku datang terlalau cepat. Dan aku pun ke kelas menaruh tas. Aku membuka tas ku dan mencari apakah ada pr yang belum ku buat. "Oh, sudah semua ya, apa aku ke kantin saja? Aku juga belum sarapan" gumamku.
Aku berdiri dan keluar kelas menuju kantin. Di kantin aku membeli sebungkus nasi. Aku membawa nasi itu ke kelas. Aku memakan nasi ku. Tiba-tiba teman laki-laki ku mengagetkan ku.
"DUAR, makan apaan tuh?"
"Rein! Jangan ngagetin dong!" Dia teman laki-lakiku yang bernama Rein.
"Ya maap, by the way bagi dong."
"Ga beli sendiri". Kataku dengan suara yang tinggi. Rein menaruh tas nya di sebelah kursiku dan kemudian duduk.
"Gitu banget si kan cuma bercanda". Aku hanya diam dan melanjut kan makan ku.
Jam 07.00 tepat bel sekolah berbunyi yang menandakan pelajaran akan dimulai. Tetapi bu guru yang mengajar tidak belum datang juga. Akhirnya Rein yang memanggil bu guru yang tidak datang-datang itu, kurasa itu memang tanggung jawabnya sebagai ketua kelas. Aku tersenyum kecil mengingat pertama kali bertemu Rein. Mungkin dulu kelas 5 atau 6. Waktu itu aku memang pendiam dan tidak punya teman. Dan hanya Rein yang menjadi teman ku sampai sekarang.
Rein masuk ke kelas dan hanya membawa kertas selembar.
"Bu guru nya mau rapat jadi cuma ngasih tugas." Kata Rein sambil menulis tugas di papan tulis. Rein kembali ke kursinya.
"Masih marah?"
Aku melihat Rein dan hanya menjawab "Ga"
Dan sepertinya yang membuat tugasnya hanya beberapa orang saja, yang lain hanya bermain. Rein menegur mereka yang sedang bermain. "Hey! Apa kalian yang berisik ini sudah selesai buat tugas ini? Nanti kalian semua harus selesaikan tugas ini dan kumpul ini perintah bu guru!" Ya ada yang segera membuatnya dan ada juga yang mengabaikan perkataan Rein.
* * *
Jam 09.30 bel berbunyi "Saatnya Istirahat". "Mau ke kantin ga?". "Ga, aku masih mau ngerjain tugas ini". Rein meng-iya-kan itu dan keluar kelas. "Hei! Kenapa lo ngedeketin Rein terus?". Dia bersama temannya lagi, kenapa mereka masih menayakan hal ini."Bukankah sudah jelas, aku dan Rein hanya berteman aku sudah mengatakan berapa kali ke kalian"."Awas aja kalo lo bohong"."Ga percaya tanya Rein, dia masih di depan kelas ini". Rein mendengar itu dan dia masuk kelas."Yahh ketahuan deh, yaudah ayo ke kantin". Aku merapikan buku-bukuku "Ya ya ayo".
"Harusnya tadi diam saja dong".
"Buat apa sudah kejadian juga".
Ya hari-hari sekolahku bersama Rein. Aku sering di bully dengan beberapa teman di kelasku hanya karna orang tua ku bekerja sebagai penyapu jalan, tapi ada Rein yang selalu membelaku. Aku sekolah juga dapat beasiswa jadi tidak terlalu membebani orang tuaku dan Rein.
"Rein aku ingin bertanya".
"Hm, nanya ap?"
"Kenapa kau mau berteman denganku?"
"Bukankah dulu kau sudah menanyaman tentang hal ini".
"Ya aku hanya ingin menanyakan hal ini mungkin saja jawaban mu sudah berubah".
"Aku berteman denganmu karna aku bisa membantumu di saat susah bukankah itu yang kau lakukan dulu kepada ku. Ini jawaban yang sama bukan?"
"Ya terima kasih sudah mau menjadi satu-satunya temanku".
"Ngomong-ngomong nanti mau pulang bareng?"
"Boleh".
* * *
Ya pulang sekolah ku bersama Rein. Rumah ku dan Rein sedikit jauh tapi rumah kami satu arah."Rein aku ing bertanya lagi". "Hm?" Rein melihat ku dan menaikan sedikit alisnya."Apakah kau akan berteman bersamaku meski kau mempunyai teman baru"."Tentu! Lagi pula teman ku satu-satunya hanya kau". "Ya aku juga begitu". Kuharap perkataan Rein itu benar.
* * *
Keesokan harinya Rein menjemputku. Rein jarang sekali menjemputku, kurasa karna setiap hari aku terlalu cepat datang kesekolah."Kanna ayo!". Sudah lama sekali aku tidak pernah mendengar Rein memanggil namaku, kali ini dia memanggil namaku kali ini dia memanggil dengan nama biasa juga kau aku, tapi tak apa ini juga Rein.
Aku mendekati Rein."Tumben manggil pake nama"."Gapapa lagi pengen aja, nanti juga pake kau aku". Rein mengucapkan itu sambil tertawa kecil."Ya sudah kalau gitu aku juga". Aku bejalan meninggal kan Rein."Kanna aku cuma bercanda". Rein menyusulku, dia tersungkur bati karena tak melihat ke arah depan. Aku tertawa "Makanya pagi-pagi jangan bikin orang kesel, kan kena". "Jangan ngomel napa, bantuin kek"."Aduh bayi ini, sini-sini"."Tuh kan celana ku kotor"."Tinggal di bersihin Reinn". Aku tidak mengerti lagi dengan tingkahlakunya yang kadang dewasa dan kadang seperti anak kecil ini.
"Ayo Rein nanti telat loh".
"Baru jam berapa juga".
Aku senang mempunyai teman seperti Rein, seperti hadiah dari tuhan saja. Ku harap dia tidak meninggalkan ku."Kanna jangan bengong ayo, tadi kata nya takut telat". "Iya-iya ayo".
Jambi, 8 November 2022
Nazwa Eka Pertiwi Ritonga, seorang pelajar kelas IX SMP negeri 18 kota Jambi yang lahir di kota Palembang 31 Agustus 2008. Lahir sebagai anak tunggal yang memiliki adik tiri laki-laki.
Tiktok: ejenboy.vers_
WhatsApp : +62 853-5774-9181