Pembuktian di Akhir Cerita
Karya: Keysha Anjanna
Karya: Keysha Anjanna
Malam ini aku,ibu,dan ayah ku berkumpul dimeja makan untuk makan malam. Walau kami hanya makan dengan lauk seadanya saja,itu bukan hal besar,karna menurut ku hal besar akan terjadi jika ayah dan ibu ku tidak ada lagi didunia ini.Aku bersyukur malam ini kami masih bisa berkumpul dan makan bersama walau hanya sederhana.
"Syahra, kamu kan sebentar lagi mau tamat SMA, kamu mau lanjut kerja atau kuliah?" Tiba tiba ibu berucap membuka obrolan.
"Syahra sebenarnya mau kuliah Bu, tapi menurut ibu dan ayah bagaimana?" jawab ku dengan lembut.
"Maaf Syahra, ayah dan ibu sepertinya tidak bisa membiayai kamu untuk kuliah, kamu tau sendiri kan? biaya kuliah itu ngak sedikit nak" ucap ayah dengan lirih.
Dan aku sangat mengerti tentang hal itu. Keluarga ku bukan orang yang berpunya, kehidupan sehari-hari saja kadang kami kekurangan. Ibu dan ayah ku adalah seorang penyapu jalan, dan aku bangga dengan mereka, karna berkat mereka lah jalanan kota menjadi bersih.
***
Keesokan harinya seperti biasa aku mendayung sepeda ku sekuat tenaga untuk menuju sekolah. Sesampainya di sana aku memarkirkan sepedaku dan aku berjalan menuju kelas ku.
Beberapa jam kemudian setelah mengikuti beberapa pelajaran, akhirnya waktu istirahat pun tiba,aku mengeluarkan bekal yang telah kusiapkan dari rumah tadi.tiba tiba saja ada beberapa perempuan yang datang masuk ke kelas ku dengan tidak sopan.
"Heh anak tukang sapu!!" Kata salah satu perempuan yang dikenal bernama Fina.
" Iya,ada keperluan apa dengan ku?" Ucap ku dengan sopan.
" Eh, Lo bawak bekal nih,lah yang bener aja masa Lo makan dengan tahu sama tempe doang. Oh iya ya, gue lupa Lo kan anak org miskin"
"UPS HAHAHAHA" Meraka tertawa terbahak bahak mendengar kata kata salah satu temanny ketika melihat isi bekal ku itu.
Aku hanya diam tak berani melakukan apapun,walau aku sudah sangat sering diperlakukan seperti itu,tapi aku tidak bisa melawan perlakuan dari mereka.
" Aduh, bentar lagi kita tamat ya.sedih bngt gue nggak bisa mainin gadis miskin ini lagi" ucap Rista salah satu teman Fina itu.
"Aduh iya nih hahahaha"
"Eh,by the way Lo abis tamat ini mau jadi tukang sapu juga kaya org tua lo itu syahra? Hahaha"
" Oh iya ya,kan dia mau kuliah pun pasti nggak bakal bisa ya,beli lauk untuk makan aja nggak punya uang,apalagi untuk kuliah" ucap Fina lagi yang tidak berhenti henti melontarkan kata kata jahat kepada ku.
Aku sangat yakin, aku pasti bisa kuliah dan menjadi orang sukses, bukankah didunia ini tidak ada yang tidak mungkin?
"Aku yakin aku bisa kuliah kok" ucap ku dengan yakin.
"Bisa sih,tapi mungkin cuma dimimpi Lo doang" Tia yang sedari tadi diam dan hanya menyaksikan perlakuan Fina dan Rista.
"Hahahaha..." Terdengar lagi suara tawa mereka ditelinga ku.
Dan secara tiba-tiba Ica salah satu dari kelompok mereka mangambil bekal ku dan di jatuhkan ke lantai,membuat semua makanan yang ada didalam kotak bekal itu berhamburan di atas lantai.
Plakk!!
Dan dengan spontan aku menampar pipi Ica sekuat tenaga.
"Kalian semua itu mau apa sih?!" Ucap ku membentak mereka.
Fina yang melihat hal itu,langsung melangkah mendekati ku dan memegang pipiku erat.
"Lo itu cuma anak orang miskin!!" Kata Fina.
"Terus? Kalo aku anak orang miskin knpa? Ada yang salah?" Jawab seolah tidak mau kalah.
Lalu Rista pun menarik tangan ku keluar kelas, dan diikuti oleh teman temannya dari belakang.
"Aku mau kalian bawa kemana?" Tanyaku sedikit panik, karena mereka mengajakku kearah yang sepi.
Dan benar dugaan ku,meraka membawaku ke area belakang sekolah, yang mana tempat itu sangatlah sepi.
Dengan sentainya Ica mengguyurkan air kotor yang entah dari mana ke seluruh tubuh ku, alhasil semua bajuku basah dan sangatlah kotor. Aku menangis tersedu-sedu dan tak tau harus melakukan apa.
"Lo itu kalo nggak punya nyali jangan macem-macem!!" Ucap Fina.
Setelah itu mereka berempat pun pergi meninggalkan ku dari sana, membuatku bingung, aku harus melakukan apa, sangat tidak mungkin aku pergi ke kelas dalam keadaan seperti ini.
Akhirnya aku memilih pulang lewat pagar belakang sekolah ku dan memutuskan untuk meninggalkan kan barang barangku di kelas. Untungnya pagar belakang itu tidak dijaga oleh satpam, jadi aku bisa lngsung keluar dari sekolah ku dan lngsung menuju rumah dengan berjalan kaki karena aku tidak bisa mengambil sepeda ku yang ku parkirkan dilapangan sekolah.
Dengan keadaan yang masih basah kuyup dan aku masih menangis tersedu-sedu aku masuk kedalam rumah ku.
Sontak ibu ku terkejut melihat aku sebagai anaknya dengan keadaan seperti itu.
"Syahra?! Kamu kenapa nak?" Ucap ibu dengan raut wajah panik.
Aku tidak bisa berkata apa apa dan aku hanya bisa menangis dihadapan ibu.Setelah beberapa menit ibu akhirnya bisa menenangkan ku.
"Aku dibully Bu, mereka mengatakan ku orang yang tidak akan bisa kuliah" ucap ku dengan lirih.
"Syahra, orang yang sukses itu bukan dinilai dari orang yang sarjana atau tidak nak,tapi dari usahanya,kalo kamu berusaha pasti kamu bisa sukses" ucap ibu yang masih berusaha menenangkan ku.
" Bu kalo seperti itu,bolehkah aku berhenti sekolah saja? Aku capek di perlakukan seperti ini terus Bu" ucap ku.
" Jangan Syahra,kamu kan sebentar lagi mau tamat, ibu yakin kamu kuat melewati ini semua. Inget nak tinggal sebentar lagi saja kok" ucap ibu sambil tersenyum manis terhadap ku.
***
Beberapa bulan kemudian, semenjak hari itu, akhirnya aku merayakan kelulusan ku. Kata kata ibu membuat ku yakin bahwa aku bisa.
Dan akhirnya aku mendapatkan kesempatan beasiswa karna aku berhasil meraih menjadi siswa dengan nilai paling baik disekolah ku.
Aku bangga pada diriku sendiri, ibuku,dan ayahku.
Jambi, 03 November 2022
Keysha Anjanna, seorang pelajar kelas IX SMP negeri 18 kota Jambi yang lahir di kota Jambi 27 Desember 2008. Lahir sebagai anak ke-2 dari tiga bersaudara, memiliki kakak dan adik laki laki.
Instagram : @keyna.sya
WhatsApp : +62 896-5410-9039